
Setibanya Hanuman di Alengka, ia menunggu malam tiba dan mengubah dirinya menjadi seekor kucing lalu menyelinap ke dalam istana. Ia mulai berkeliling dari satu ruangan ke ruangan yang lain untuk mencari Sita. Sita tak ada dimanapun di istana itu. Hanuman menemukan Rawana yang sedang tertidur pulas bersama istri-istrinya, tapi Sita tak ada di sana. Hanuman terus mencari tetapi tak menemukan istri Rama tersebut. Hingga akhirnya, ia menemukan sebuah taman indah, Asoka, dan Sita ada di sana.
Sita yang dikawal para raksasi terlihat sangat lemah karena berkuasa. Ia juga terlihat sangat sedih karena dipisahkan dari suaminya. Hanuman melihat bahwa ia tak mungkin mendekati Sita karena para raksasi yang menyeramkan mengawalnya dengan ketat.
Pagi pun tiba, Rawana yang diliputi nafsu bergegas menemui Sita di taman Asoka. Rawana terus membujuk Sita agar mau bersamanya dan melupakan Rama. Sita tetap teguh pada pendiriannya, dan tidak mengacuhkan kata-kata Rawana. Hal itu tentu saja membuat Rawana yang awalnya bersabar dan mengucapkan kata-kata manis untuk membujuk Sita, berubah menjadi naik pitam. Ia murka atas sikap Sita dan memberi waktu dua bulan bagi Sita untuk mengubah pikirannya. Jika ia tetap bersikeras menolak, maka Rawana akan membunuhnya. Rawana juga memerintahkan kepada para raksasi penjaga Sita untuk menggunakan berbagai macam cara untuk membuat Sita menyerah, namun Sita tetap bergeming.
Hanuman mencari cara untuk menghibur Sita tanpa menakuti perempuan itu. Ia pun menyanyikan sebuah lagu pemujaan untuk Rama, yang berisi cerita Rama, termasuk pertemuan Rama dengan Sugriwa dan upaya Rama untuk menemukan Sita. Sita merasa terkejut sekaligus bahagia karena akhirnya muncul secercah harapan baginya.
Hanuman meminta Sita untuk naik ke punggungnya dan membawa Sita pergi dari tempat itu. Sita menolak dengan halus. Ia tak pernah menyentuh lelaki lain selain suaminya, dan ia berpikir bahwa akan lebih baik jika Rama sendiri yang datang ke Alengka untuk menyelamatkannya dan membunuh Rawana. Sita meminta Hanuman untuk menyampaikan kepada Rama bahwa ia punya waktu dua bulan sebelum Rawana membunuhnya. Ia memberikan permata miliknya kepada Hanuman, sebagai bukti bahwa ia baik-baik saja.
Sebelum kembali ke Kiskenda, Hanuman menghancurkan seluruh taman Asoka, yang membuat Rawana murka. Ia mengerahkan pasukannya untuk menangkap Hanuman. Hanuman sangat lincah dan gesit hingga sulit ditangkap pasukan Rawana. Ia bahkan membunuh seorang anak Rawana yang membuatnya semakin murka. Akhirnya, Hanuman berhasil ditangkap pasukan Rawana setelah sebuah panah mengenainya. Panah itu sendiri sebenarnya tak melukainya, tetapi membuatnya tak sadarkan diri. Sementara itu, para raksasa mengikatnya dan membawanya ke hadapan Rawana.
Hanuman sebenarnya dapat meloloskan diri, tapi ia sengaja berpura-pura karena ingin berhadapan dengan Rawana. Rawana memerintahkan Wibisana, adiknya, untuk memenggal Hanuman, yang ditolak oleh Wibisana. Wibisana adalah seorang yang bijak dan paham tentang darma. Hanuman adalah seorang utusan, dan utusan tidak boleh dibunuh. Rawana menimbang kata-kata adiknya dan memutuskan bahwa Hanuman harus tetap dihukum. Ia memerintahkan pasukannya untuk membakar ekor Hanuman.
Hanuman menjadi sangat marah karena ekornya dibakar oleh kawanan raksasa itu. Ia segera meloloskan diri dan memperbesar dirinya. Hanuman yang terbakar api amarah membakar Alengka, dan menyebabkan kerusakan parah. Ia akhirnya sadar bahwa perbuatannya salah, dan khawatir jika kerusakan yang ia buat justru mencelakai Sita. Ia pun bergegas pulang dan memberi tahu Rama hasil yang ia dapat. Ia memberikan permata Sita, kemudian menyampaikan pesan Sita kepada suaminya tersebut.
Di buku kelima ini, yang menjadi tokoh utama adalah Hanuman. Seorang pria kera perkasa yang sakti dan juga pandai. Hanuman sendiri adalah karakter favorit saya lainnya di kisah Ramayana ini, selain Laksmana. Saya juga heran, kenapa saya selalu lebih tertarik kepada tokoh pembantu ketimbang tokoh utama. Dari sekian buku yang saya baca, tokoh favorit saya kebanyakan adalah tokoh pembantu. Seperti Hermione Granger di Harry Potter, Annabeth dan Grover di Percy Jackson, Mr. Darcy di Pride and Prejudice, Lintang di Sang Pemimpi dan Edensor, pokoknya rata-rata tokoh pembantulah yang saya kagumi. Di Ramayana ini ya Laksmana dan Hanuman yang menjadi favorit saya. Kesetiaan, keperkasaan, dan kepandaian mereka membuat saya suka dengan kedua karakter ini. Tetapi saya rasa, saya tak perlu memperpanjangnya dan bergegas untuk beranjak ke buku keenam, penyelamatan Sita dan pertarungan besar Rama dan Rawana.
Cerita ini saya ambil dari teman saya : Made Niki
0 Komentar